Rabu, 28 Januari 2015



PENENTUAN KADAR KREATININ PLASMA

I.                   Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinin dalam plasma.

II.                Prinsip
Kreatinin dengan asam pikrat alkalis membentuk kreatinin pikrat yang berwarna merah intensitas warna merah menunjukkan kadar kreatinin bila dibaca pada fotometer.

III.             Tinjauan Pustaka
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).
Definisi kreatinin yang lain, adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat ( cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin. (Murray, 2009 )
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan cp. Dalam proses kecil kreatin diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin oleh seseorang setara dengan otot rangka yang dimilikinya. ( Murray, 2009 )
Pemeriksaan kreatinin darah dapat menggunakan beberapa metode, sebagai berikut : Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga dan menggunakan alat ukur photometer ; Kinetik, metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan dan alat yang digunakan autoanalyzer ; enzimatik darah , dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer. ( Underwood, 1997 )
Rentang normal untuk bayi baru lahir : 0,3 – 1,0 mg/dL atau 27 – 88 µmol/L ; Balita : 0,2 – 0,4 mg/dL atau 18 – 35 µmol ; Anak – anak : 0,3 – 0,7 mg/dL atau 27 – 62 µmol/L ; Remaja : 0,5 – 1,0 mg/dL atau 44 – 88 µmol/L ; Dewasa pria : 0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol/L ; Dewasa wanita : 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44 – 97 µmol/L. Kadar pada wanita sedikit lebih rendah, karena masa otot yang lebih rendah dari pria. Kreatinin darah meningkat jika fungsi menurun. Selain itu kreatinin darah meningkat karena kegagalan ginjal akut atau kronis, syok yang lama, kanker, lupus, diabetik, gagal jantung, diet ( contohnya : daging sapi tinggi, unggas dan ikan ). Sedangkan penurunan kreatinin dapat dijumpai pada distrofiotot ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. ( Anggraeni, 2012 )

IV.             Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Spektrofotometer
b.    Inkubasi
c.    Tabung reaksi
d.   Rak tabung reaksi
e.    Selotip
f.     Mikropipet         1000 µL
g.    Mikropipet         250 µL
h.    Mikropipet         50 µL
2.    Bahan
a.    Plasma darah                                          0,05 mL ( 50 µL )
b.    Reagen kreatinin I ( NaOH 1 % )          1 mL
c.    Reagen kreatinin II ( asam pikrat )        0,25 mL

V.       Cara Kerja
Pipet plasma sebanyak 0,05 mL masukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 mL reagen warna kreatinin I ( NaOH 1 % )

Inkubasi 5 menit dengan temperatur 37 0C

Ditambah 0,25 mL reagen warna kreatinin II ( asam pikrat )

Baca pada spektrofotometer dengan λ = 546 nm dan f = .2
Nilai normal kadar kreatinin plasma:
-             Laki – laki       : 0,9 – 1,3 mg/dL
-             Wanita             : 0,6 – 1,1 mg/dL

VI.    Hasil Pengamatan
a.       Tabel hasil pengamatan perubahan warna
Sampel
Perlakuan
Perubahan warna
Darah B
plasma dipipet 50µl (0,05 ml)
Putih kekuningan
Ditambah reagen warna kreatinin I (NaOH 1 %) 1 ml
Bening
Diinkubasi 5 menit dengan temperature 370C
Bening
Tambahkan 250 µl (0,25 ml) reagen warna kreatinin II (asam pikrat)
Orange  
Baca pada spektrofotometer dengan λ = 546 nm dan f-2
I.     0,74 mg/dL
II.  0,69 mg/dL

b.      Hasil pengukuran kadar kreatinin plasma
Kelompok
Sampel
darah
Kadar kreatinin darah (mg /dL)
Keterangan
I
II
x
1
A
0,66 mg/dL
1,36 mg/dL
1,01 mg/dL
Normal
2
A
1,37 mg/dL
0,37 mg/dL
1,05 mg/dL
Normal
3
A
0,66 mg/dL
0,67 mg/dL
0,66 mg/dL
Normal
4
C
1,22 mg/dL
0,72 mg/dL
0,97 mg/dL
Normal
5
C
0,69 mg/dL
0,72 mg/dL
0,705 mg/dL
Normal
6
C
0,75 mg/dL
0,77 mg/dL
0,76 mg/dL
Normal
7
B
0,75 mg/dL
0,79 mg/dL
0,77 mg/dL
Normal
8
B
0,79 mg/dL
0,78 mg/dL
0,785 mg/dL
Normal
9
B
0,74 mg/dL
0,69 mg/dL
0,715 mg/dL
Normal
10
B
0,62 mg/dL
0,69 mg/dL
0,625 mg/dL
Normal

VII.     Pembahasan
Pada praktikum kali ini, penentuan kadar kreatinin plasma menggunakan sampel plasma darah, serta hasil praktikumnya diukur dengan spektrofotometer dan akan diperoleh rata – rata dari kelompok kami (sembilan ) sebesar 0,715 mg/dL untuk sampel darah B (wanita ), jika ditinjau dari nilai normal kadar kreatinin plasma tersebut tergolong normal. Sedangkan dari hasil pemeriksaan seluruh kelompok normal dengan sampel wanita yang berkisar antara 0,6 – 1,1 mg/dL.
Berdasarkan tinjauan pustaka, kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat (cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin. ( Murray, 2009 )
Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma dan eksresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar kreatinin darah yang lebih besar dari normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin normal pada metode Jaffe reaction adalah laki – laki : 0,8 – 1,2 mg/dL ; dan wanita : 0,6 – 1,1 mg/dL. (Sodeman, 1995 )
Prinsip pemeriksaan kreatinin  dalam plasma ini menggunakan metode Jaffe reaction. Dalam suasana alkalis, kreatinin bila ditambah asam pikrat akan membentuk suatu warna komplek yang berwarna kuning – orange. Intensitas warna sebanding dengan konsentrasi dan dapat diukur secara fotometri, serta terjadi perubahan absorbsi pada panjang gelombang antara 505 nm dan 502 nm. Kadar normal kreatinin pada laki – laki adalah 0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol ; sedangkan pada wanita adalah 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44 – 97 µmol /L.
Dari hasil pemeriksaan pada praltikum kali ini, didapat kadar kreatinin dalam plasma sebesar 0,715 mg/dL dengan sampel darah B (wanita ). Kadar kreatinin plasma di kelompok kami ( sembilan ) masuk dalam kategori normal. Seluruh kelompok yang praktikum bersama kami ( shift A) juga termasuk dalam kategori normal, karena semua nilai kadar kreatinin plasma berkisar antara 0,6 – 1,1 mg/dL dengan sampel darah wanita semua. Hal ini menunjukkan  bahwa kondisi ginjal dalam keadaan bagus atau tidak ada gangguan pada ginjal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya adalah :
1.    Perubahan massa otot.
2.    Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.
3.    Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.
4.    Obat – obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co – trimexazole dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah.
5.    Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
6.    Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang muda, serta pada laki – laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita.
( Sukandar, 1997 )
Kadar kreatinin dapat meningkat karena penyakit kanker, lupus, diabetik, syok yang lama dan gagal jantung. Sedangkan kadar kreatinin dapat menurun karena distrofi obat ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang tergantung pada massa otot daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif otot. ( Sukandar, 1997 )

VIII.  Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan kadar kreatinin plasma tersebut sampel plasma darah B ( wanita ) termasuk kategori normal, yaitu dengan rata – rata 0,715 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa ginjalnya dalam keadaan baik, tidak ada gangguan.

IX.        Daftar Pustaka
Anggraeni, Adisty Cyntia . 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta : Graha Ilmu
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books of Pathophysiologi ). Jakarta : EGC
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC
Sodeman, W.A. 1995. Sodeman Patofisiologi, Edisi 7, Jilid II. Penerjemah : Andry Hartanto. Jakarta : Hipokretas
Sukandar , E . 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik in Nefropati Klinik. Edisi ke – 2. Bandung : ITB
Underwood. 1997. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC

Tagged: ,

0 komentar:

Posting Komentar