LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI
PEWARNAAN GRAM
DISUSUN OLEH :
1. RUSMAH SUCI ARIYANI (J310120024)
2. FIQI DWI KARTIKA (J310120023)
PROGRAM STUDI ILMU GIZI S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
I.
Judul :
Pewarnaan Gram dan Pengamatan Morfologi
Bakteri
II.
Tujuan
Mengetahui
dan memehami prosedur pewarnaan gram dan
mengelompokkan bakteri kedalam kelompok gram positif atau bakteri gram negativ
serta menentukan morfologinya.
III.
Pendahuluan
Bakteri
memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri
yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk
basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan
pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus,
sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya
dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri
juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai
dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan
untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan
mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme
yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki
kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik
(Rudi, 2010).
Teknik
pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan
identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan
adanya praktikum ini dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan
gram. Habitat endospora bakteri ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk
spora yang kekurangan nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik
selama sporulation. Contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan
mycobacillin. Banyak dari mikroba Bacillus dapat menurunkan Polymers seperti
protein, pati, dan pektin, sehingga bakteri ini merupakan penyumbang penting
kepada siklus karbon dan nitrogen. Akan tetapi apabila terkontaminasi, dapat
menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna
kemerahan dan warna endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).
IV.
Tinjauan Pustaka
Pewarnaan
Diferensial (Gram)
Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri
Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram
positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat
semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian
ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan
perbedaan struktur dinding sel mereka.
a.
Bakteri Gram Negatif
Bakteri
gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu
pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu
gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.
b.
Bakteri Gram Positif
Bakteri
gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu
proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan
klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan
struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010).
Bakteri
gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan
kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel
bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu
lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi
terlalu pendek (Fitria, 2009).
Perbedaan
relatif sifat bakteri gram positif dan gram negative (Manurung, 2010).
Sifat
|
Bakteri
garam (+)
|
Bakteri
gram negatif(-)
|
Komposisi
dinding sel
|
Kandungan
lipid rendah (1-4%)
|
Kandungan
lipid tinggi
|
Ketahanan
terhadap penisilin
|
Lebih
sensitif
|
Lebih
tahan
|
Penghambatan
oleh pewarna basa (VK)
|
Lebih
dihambat
|
Kurang
dihambat
|
Kebutuhan
nutrisi
|
Kebanyakan
spesies relatif kompleks
|
Relatif
sederhana
|
Ketahanaa
terhadap
perlakuan
fisik
|
Lebih
tahan
|
Kurang
tahan
|
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif
yang berbentuk batang,dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi.
Bacillus subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat
Celsius. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun
di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres
situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau
oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu
molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814
(4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri
ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel
(Scetzer, 2006).
Klasifikasi Bacillus subtilis. (itis, 2008)
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Order
: Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus
subtilis
Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berbentuk
batang yang Gram-positif. Bakteri ini tersusun atas peptidoglycan, yang
merupakan polimer dari sugars dan asam amino. Peptidoglycan yang yang ditemukan
di bakteri yang dikenal sebagai murein. Sel membentuk tembok penghalang antara
lingkungan dan bakteri sel yang berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan
withstanding sel yang tinggi internal tekanan turgor (Schaechter 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli
termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan
berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam
usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari
bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen
berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta
hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan
percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi
patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary,
2008).
Klasifikasi E. Coli
Kingdom :
Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. coli
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. coli
Menurut literatur, E. coli termasuk dalam
famili Enterobacteraceae yang termasuk bakteri gram negatif dan berbentuk
batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di
dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya
dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E. coli
merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare, sindrom diare
lanjutan, muntaber, hemolitik uremic (hus), infeksi usus, infeksi saluran urin,
dan neonatal meningitis. Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan
percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi
patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
Disamping itu, E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika dan biasa
digunakan sebagai vektor untuk
menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan karena bakteri ini memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat dan mudah dalam penanganannya (Fajriana, 2008).
V.
Metode Praktikum
a. Alat
dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Objek
glass
3. Jarum
inokulasi
4. Busen
5. Penjepit
6. Pipet
tetes
Bahan
Pewarnaan Gram
1. Biakan
bakteri murni (E. Coli) 6.
Gram D (Safranin)
2. Gram
A (Carbol Getain Violet) 7.
Kapas
3. Gram
B (Iodium) 8. Minyak Imersi
4. Gram
C (Alkohol) 9. Air
Morfologi Bakteri
1. Preparat
awetan
2. Alcohol
70%
3. Minyak
imersi
4. Kapas
b. Cara
kerja
1. Pewarnaan
Gram
Pengambilan objek glass
dan fiksasi dengan meleidah apikan di atas busen sebanyak 2-3 kali secara cepat
Pengambilan 1 ose
biakan murni (E. Coli) dan diletakan di atas objek g;lass
Perataan biakan murni
dengan jarum ose
Pemfiksasian dengan
melidah apikan bagian yang tidak ada kumannya di atas busen 2-3 kali dengan
cepat
Penuangan
pewarnaan carbol getain violet, biakan selam 1 menit
Pembuangan sisa carbol
getain violet
Pencucian
preparat dengan air mengalir
Pengeringan preparat
dengan membiarkan di udara terbuka/di hair drier
Penuangan
pewarna iodium, biakan selam 2 menit
Pembuangan sisa iodium
Pencucian preparat
dengan air mengalir
Pengeringan
preparat di udara terbuka
Pemucatan dengan
alcohol 70% dengan cara menetesakan perlahan sampai warna ungu hilang
Pembilasan
dengan air mengalir
Penuangan pewarna
safranin sebagai pewarna penutup/pembanding biarkan selam 30 detik
Pembuangan
kelebihan safranin
Pencucian
preparat dengan air mengalir
Dikeringkan
preparat denngan kertas isap
Penambakan
minyak imersi pada preparat dan pengamatan preparat di bawah mikroskop denga
pembesarna lemah kemudian dengan pembesaran kuat
2. Morfologi
Bakteri
Pengambilan
preparat awetan dari berbagai bakteri
Pemasangan
dibawah mikroskop
Pengamatan dengan
pembesaran 10X sampai didapatkan lapang pandang dan focus yang pas
Penambahan
minyak imersi di atas preparat
Pengubahan
perbesaran menjadi 100X
Penggambaran dan
penggolongan bakteri yang sedang diamati
VI.
Hasil Praktikum
No
|
Jenis
Bakteri
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
E.
Coli
|
Biakan
murni yang diguanakan E. Coli namun dalam pengamatan ternyata terlihat
bakteri Basillus. Hal ini terjadi mungkin karena adanya kontaminasi sehingga
dalam preparat terdapat bakteri Basillus.
Pada
pengamatan dengan menggunakan mikroskop nampak Bacillus subtilis berbentuk
basil (batang) dan merupakan bakteri gram
positif. Jenis ini memiliki endospora yang letaknya di tengah.
|
VII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pewarnaan
gram dan pengamatan morfologi bakteri. Biakan murni yang digunakan yaitu E.
Coli. Namun pada pratikum ini setelah dilakukan pengamatan ternyata yang
terlihat pada mikroskop ternyata bakteri Basillus. Hali ini terjadi mungkin
karena sudah terjadi kontaminasi sehingga bakteri yang terdapat dalam
pengamatan adalah Basillus. Sehingga dalam pembahasan praktikum ini kami lebih
banyak membahas bakteri Basillus dari pada E. Coli. Bacillus subtilis merupakan
bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami sering ditemukan di
tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat
hidup walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan
terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali,
osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol.
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang
sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi,
karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini
didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan gram
menggunakan 4 macam zat pewarna yaitu meliputi Cibol Getian Violet sebagai pewarna primer, Iodium sebagai pewarna sekunder, Alkohol sebagai larutan pemucat, Safranin sebagai pewarna pembanding. Jenis bakteri berdasarkan
pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri
gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan
baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis
membran sel (Manurung,
Bakteri gram negative adalah bakteri
yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alcohol, sementara bakteri gram negative tidak. Bakteri gram positif adalah
bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram.
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan
bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara
kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel
bakteri.
Umumnya bakteri mudah
bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
basofilik (suka akan basa). Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak
membiaskan cahaya hal tersebut menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna dapat mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga
kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Mengamati bakteri
dalam kehidupan sangat sulit sehingga dikembangkan teknik pewarnaan sel bakteri
agar sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati (Karmana 2007). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, pelunturan warna, substrat,
intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat pewarna penutup.
Pada praktikum kali ini dilakukan
teknik pewarnaan yaitu pewarnaan pada bakteri. Diawali
dengan mengoleskan isolat bakteri (Bacillus
SP) dengan tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu
dilakukan fiksasi untuk melekatkan mikroorganisme di kaca preparat.
Sedangkan pemberian Iodium bertujuan untuk memperkuat
warna pada bakteri. Alkohol 96% berfungsi sebagai pemucat atau peluntur warna
pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu pemberian safranin yang berfungsi untuk
memberi warna kembali pada bakteri yang telah kehilangan warna pada proses
pemucatan dengan menggunakan alkohol. Pada bakteri di preparat menunjukkan warna ungu. Hal ini
membuktikan bahwa bakteri di preparat merupakan bakteri gram positif
dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah
berikatan dengan kristal ungu. Jika berwarna merah muda menunjukan bakteri gram
negatif dikarenakan pada bakteri tersebut mengandung banyak lipid sehingga
mudah berikatan dengan safranin.
Hasil uji bakteri agar miring atau Bacillus sp dapat mempertahankan warna primernya walaupun mengalami dekolorisasi(pencucian) ketika
ditambahkan alkohol sehingga bakteri Bacillus
sp merupakan kelompok bakteri gram
positif. Prinsip pewarnaan gram
didasarkan pada perbedaan struktur
dinding sel sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan perbedaan
permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci (Dwidjosapuro 2005).
VIII. Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum ini kami dapat mengetahui dan memahami prosedur pewarnaan
gram dan pengelompokan bakteri. Basillus merupakan bakteri gram positif, dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak
peptidogligan sehingga mudah berikatan dengan kristal ungu.
Sehingga pada saat sampai pewarnaan terakhir bakteri berwarna biru atau ungu.
IX.
Daftar pustaka
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. http
: // mushoffaditya. blogspot. com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.
2 Juni 2014.
Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:PT Gramedia
Fajriana,
Rizki. 2008. Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan
bakteri\Mikroum…Pewarnaan Gram « RIZQI FAJRIANA BLOG’S.htm/. 11 November 2010.
Fitria,
Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif). http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-gram-negatif.
11 November 2010.
Karmana.2007.Biologi.Jakarta:PT Grafindo Media Pratama
Manurung, Pebrin. 2010. Pengamatan Bentuk Bakteri. http: //pebrinmanurung. blogspot.
com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri. html. 11 November
2010.
Pelezar chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
Reyza, Muhammad. 2008. Metode Pewarnaan Gram. http: //qi206.
wordpress. Com/ 2008/10/17/ mikroba/pewarnaan/ 11 November 2010.
Rudi, 2010. Bakteri Gram dan
Pewarnaannya. http: // rudyregobiz. wordpress.com/ bakteri-gram-dan-pewarnaannya-2/.
11 November 2010.
Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek. PT Gramedia. Jakarta.
ada gambarnya ga?buat bukti
BalasHapus