GAGAL GINJAL KRONIK
Definisi
Gagal ginjal kronis atau
penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer, 2002:1448).
Gagal ginjal ditandai oleh
ketidakmampuan ginjal mempertahankan fungsi normalnya untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal
ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak massa nefron (Chandrasoma, 2006 ; Price dan Wilson, 2006 ).
Gagal ginjal kronik
ditandai dengan gejala dan tanda uremia yang berkepanjangan adalah hasil akhir
semua penyakit ginjal kronik (Robbins, 2007:572).
Gagal ginjal kronik
disebabkan oleh hilangnya sejumlah besar nefron fungsional yang progresif dan
ireversible (Guyton & Hall, 2007:426).
Gagal ginjal kronis
merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung pelahan-lahan
karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa
metabolik (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa
lagi dan menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo).
Gagal ginjal terminal
adalah ketidakmampuan renal berfungsi dengan adekuat untuk keperluan tubuh
(harus dibantu dengan dialysis atau transplantasi) (Arif Mansjoer, dkk, 2000:
531-532). Sedangkan menurut Elizabeth J Corwin, “ Gagal ginjal kronik adalah
destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus”.
Gagal ginjal kronik (GGK)
adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang
bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini terjadi
apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit (Suhardjono,
dkk, 2001).
Dari kedelapan pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan
hilangnya sejumlah nefron progresif dan ireversible yang menyebabkan terjadinya
uremia dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Etiologi
Penyebab gagak
ginjal kronik secara klinis dibedakan menjadi dua bagian:
a.
Penyakit parenkim ginjal
1). Penyakit ginjal primer :
Glomerulonefritis, pielonefritis, penyakit ginjal polikistik.
2). Penyakit ginjal sekunder : Nefritis
lupus, nefropati, hipertensi,
diabetes melitus
b. Penyakit ginjal
obstruktif : Benigna Prostate Hipertropi, batu saluran kemih, refluks ureter.
Secara garis
besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan menjadi:
a. Infeksi yang berulang dan
nefron yang memburuk
b. Obstruksi saluran kemih
c. Destruksi pembuluh darah akibat
diabetes dan hipertensi yang lama
d.
Scar pada jaringan dan trauma
langsung pada ginjal
Penatalaksanaan Medis
a.
Pengobatan
Terapi yang
diberikan pada klien gagal ginjal kronis adalah :
1). Klien
diberikan Anti hipertensi yang berfungsi
untuk menurunkan hipertensi klien.
2). Klien
kekurangan kalsium, diberikan terapi CaCO3 (Calsium Carbonat) yang
berfungsi untuk meningkatkan kalsium dalam tubuh.
3). Klien
mengalami konjungtiva anemis, karena ginjal telah rusak maka produksi
eritropoietinnya berkurang dan sel darah merah juga kurang. Oleh karena itu
klien diberikan terapi asam folat untuk pematangan sel darah merah..
4). Klien
yang mengalami peningkatan kadar kalium dalam darah diberikan therapi penurun
kalium.
5). Klien
mengalami sesak. untuk mengurangi rasa sesak, maka klien diberikan terapi
oksigen.
6). Klien
diberikan anti diuresis untuk mengurangi kelebihan volume cairan dalam tubuh.
7). Diberikan
terapi aminofusin untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh.
b.
Tindakan Medis
Pada penyakit gagal ginjal
kronik, tindakan medis yang bisa dilakukan yaitu hemodialisa dan transplantasi
ginjal.
1) Hemodialisa
Dialisis terdiri atas 2 yaitu peritoneal
dialisis dan haemodilisa. Pada kasus ginjal lanjut hemodilasisa harus dilakukan
sampai pasien dilakukan transplantasi
ginjal. Dialisis juga berguna untuk mengontrol uremia dan secara fisik
mempersiapkan klien untuk dilkaukan transplantasi ginjal.
Dialisa terdiri atas 2 mekanisme kerja
yaitu ultrafiltrasi dan Difusi. Ultrafiltrasi untuk mengalirkan cairan dari
darah dengan tekanan osmotik dan hidrostatik sehingga mencapai derajat yang
diinginkan. Difusi adalah lewatnya partikel (ion) dari yang tekanan tinggi ke
tekanan rendah.
Hemodialisa adalah mengambil zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebih.
Tujuan dari hemodialisa adalah mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari
dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebih.
Ada tiga
prinsip yang mendasari kerja hemodialisa,
yaitu:
a)
Difusi
b)
Osmosis
c)Ultrafiltrasi
Hal-hal yang harus dipantau selama dilakukan hemodialisa yaitu:
a) Pantau terus tekanan darah, dan pastikan
klien tidak mengalami hipotensi selama dilakukan tindakan hemodialisa.
b) Jangan berikan obat antihipertensi pada
saat akan menjalani hemodialisa,
karena akan mengakibatkan hipotensi.
Komplikasi Hemodialisa.
a) Demam yang diakibatkan oleh bakteri atau
zat penyebab demam (pirogen) didalam darah.
b) Reaksi anafilaksis yang berakibat fatal
yang disebabkan klien alergi terhadap zat didalam mesin.
c) Tekanan darah rendah akibat terlalu banyak
cairan yang dibuang,
d) Gangguan irama jantung yang disebabkan
kadar kalium dan zat lainnya yang abnormal dalam darah.
e) Emboli Udara yang diakibatkan udara
memasuki darah dalam mesin.
f) Pendarahan usus atau perut akibat
penggunaan heparin dalam mesin untuk mencegah pembekuan.
g) Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan
dan elektrolit dengan cepat meninggalkan ruang ekstrasel.
2) Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal merupakan
pilihan terakhir bagi penderita gagal ginjal kronis. Transplantasi ini
menanamkan ginjal dari donor hidup atau kadave manusia ke resipien
yangmengalami gagal ginjal tahap akhir. Ginjal transplan dari donor hidup yang
sesuia dan cocok bagi pasien akan lebih
baik dari transplatasi dari donor kadaver. Nefrektomi terhadap ginjal asli
pasien dilakukan untuk transplantasi. Ginjal transplan diletakan di fosa iliaka
anterior samai krista iliaka. Ureter transplan ditanamkan ke kandung kemih atau
dianastomosiskan ke ureter resipien.
PENATALAKSANAAN DIET
a. Pada klien gagal ginjal kronik, klien
harus diet RGRPRK (rendah garam, rendah protein dan rendah kalium).
b. Pengaturan yang cermat terhadap pengaturan
protein, masukan cairan untuk mengganti cairan yang hilang, masukan natrium
untuk mengganti natrium yang hilang dan pembatasan kalium.
c. Pada saat yang sama, masukan kalori dari
karbohidrat dan suplemen vitamin harus dinjurkan.
d. Protein dibatasi karena adanya urea.
Protein yang dikonsumsi harus memiliki nilai biologis tinggi. (produk susu,
telur, daging).
Setau saya pakar gagal ginjal yang saat ini bisa memperbaiki fungsi ginjal itu dokter Yusuf... banyak yang sudah sembuh semenjak brobat dengan dokter yusuf.... kebetulan Abang saya seorang TNI sembuh dari gagal ginjal nya semenjak brobat dengan dokter yusuf...
BalasHapusijin share yah kak
BalasHapusjual selongsong sosis